MAKNA KERESAHAN TERHADAP KONDISI ALAM DALAM LIRIK LAGU (ANALISIS HERMENEUTIKA DALAM LIRIK LAGU “LAST ROAR” KARYA TUAN TIGABELAS)

Authors

  • Jody Kurniawan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma
  • Karina Jayanti AKMRTV Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.53856/bcomm.v1i2.190

Keywords:

Kegelisahan, Tafsir, Lirik Lagu, Hermeneutika

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam teks lagu Tuan Tigabelas “Last Roar”, yang didasarkan pada Teori Hermeneutik Paul Ricoeur berdasarkan otonomi teks dan interpretasi pendengarnya. Dalam interpretasi pendengar, mereka dipandu oleh otonomi teks, yaitu situasi pembaca yang tenggelam dalam ide, plot, dan gambar penulis tanpa sempat mempertanyakan latar belakang penulis, bagaimana kondisi pada saat itu, waktu teks itu ditulis, apa motivasi penulis dalam membuat teks, atau bahkan melihat latar belakang pembacanya sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada pendengar yang memiliki koneksi dalam mendengarkan lagu “Last Roar” dan juga observasi dalam penelitian ini dilakukan secara online dengan browsing artikel yang membahas tentang musisi Tuan Tiga Belas dan karyanya serta video wawancara, video musik, dan referensi lain yang berhubungan dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu “Last Roar” memiliki banyak makna yang saling terkait dari pendengarnya, mulai dari kritik sosial terhadap manusia hingga kondisi alam, peringatan atau pengingat kita sebagai manusia dalam melestarikan kondisi alam dan hewan, serta bentuk-bentuk keserakahan manusia untuk keuntungan mereka sendiri untuk pembukaan lahan kelapa sawit. Namun pada intinya lagu “Last Roar” menimbulkan keresahan tentang kondisi alam dan harimau sumatra, penciptanya berhasil membuat pendengarnya merasakan keresahannya. Sifat teks yang otonom, dalam penafsiran teks, saling terkait dengan maksud pengarang, situasi dan tempat teks itu dibuat, relasinya dengan teks lain, dan kondisi pendengar sebagai penafsir, sehingga jelaslah bahwa sebuah teks ketika berhadapan dengan penafsirnya memiliki karakter yang otonom.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Husein, U. (2005). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada.

Jamalus. 1988. Panduan Pengajaran Buku Pengajaran Musik. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan.

Liliweri, A. (2003). Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Pustaka Pelajar.

Palmer, Richard E. (2005). Hermeneutika: Teori Baru Mengenai Interpretasi. (Diterjemahkan Oleh H. Masnur). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rakhmawati, L. Y. (2011). HIP HOP JAWA SEBAGAI PEMBENTUK IDENTITAS KELOMPOK JOGJA HIP HOP FOUNDATION. 3. https://doi.org/10.16194/j.cnki.31-1059/g4.2011.07.016

Steinberg. Shirley R. Priya Parmar. Birgit Richard. (2006). Contemporary youth culture: an international encyclopedia. (Volume 2). Greenwood Publishing Group. http://books.google.co.id/books?id=ZaM04DMwK3gC&pg=PA518&d%0Aq=history+punk+margin+people&hl=id&ei=FP7vTawG4GgvgPw29iPCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&v%0Aed=0CCoQ6AEwAA#v=onepage&q&f=false.

Tangdilintin, P. ., & Prasetyo, B. (2015). Mengenal Masalah Sosial.

Vindy, A. (2018). Perkembangan Substansial dalam Musik Hip-hop Indoensia. https://www.whiteboardjournal.com/ideas/hip-hop- indo/

Downloads

Published

01-10-2019

Issue

Section

Articles

How to Cite

MAKNA KERESAHAN TERHADAP KONDISI ALAM DALAM LIRIK LAGU (ANALISIS HERMENEUTIKA DALAM LIRIK LAGU “LAST ROAR” KARYA TUAN TIGABELAS). (2019). BroadComm, 1(2), 1-15. https://doi.org/10.53856/bcomm.v1i2.190